Perjuangan Zaki.....
Pada kamis pagi tanggal 24 Juni 2004 perutku mulai merasakan kontraksi, namun masih belum terlalu sering. Aku bahkan masih sempat pergi ke pasar bersama ibuku. Sepulang dari pasar kontraksi masih juga belum hilang, semakin siang kontraksi semakin sering dan semakin sakit. Akhirnya setelah sholat ashar aku pergi ke RSB, dan ketika diperiksa sudah ada pembukaan 2. Namun sampai besok paginya pembukaannya tidak bertambah, baru pada jam 10.00 bertambah menjadi 4, dan itu terus bertahan sampai dengan sore, akhirnya dokter memutuskan untuk dipacu dengan infus dan seandainya sampai jam 21.00 tidak ada perkembangan aku harus menjalani operasi caesar, karena air ketubannya sudah kuning.
Sebenarnya aku sudah siap dan pasrah untuk dioperasi yang terpikir saat itu adalah yang penting anakku selamat dan ketika jam 21.00 tiba aku kembali dicek dan alhamdulillah pembukaannya sudah nambah menjadi 7 dan akhirnya aku berhasil melahirkan Zaki secara normal pada tanggal 26 Juni 2004 jam 01.35.
Pada saat lahir tersebut Zaki tidak menangis dan langsung dibawa oleh bidan untuk dimandikan dan setelah itu Zaki baru bisa menangis namun belum terlalu kuat, karena saluran pernafasannya kemasukan cairan ketuban, oleh sebab itu Zaki langsung dibawa ke ruang perawatan bayi untuk diberi oksigen. Selain itu tubuhnya juga sudah mulai kuning, dikarenakan itulah Zaki tidak diperbolehkan pulang pada siang harinya akhirnya kami menginap satu malam lagi untuk melihat perkembangan fisik Zaki. Pada keesokan harinya kami memaksa untuk pulang ke rumah, padahal perawat belum memperbolehkan untuk pulang dan disarankan untuk pulang besok nya lagi setelah diperiksa oleh dokter anak (hari itu merupakan hari minggu jadi dokternya tidak datang). Namun karena kami tidak mau menunggu kami tetap memaksa untuk pulang, akhirnya perawat mengizinkan untuk pulang dengan catatan kalau terjadi apa-apa harus segera dibawa kembali ke rumah sakit tsb.
Ketika sampai rumah, zaki sehat-sehat saja yang jadi masalah asi yang belum lancar sehingga membuat dia agak sering kehausan karena miminya yang sedikit. Namun menjelang minggu sore, ibuku curiga ada apa dengan zaki kok dari pagi tidak pipis-pipis. Sampai malam zaki baru pipis jam 2 malam dengan tangisan yang luar biasa. Akhirnya pada senin paginya kami kembali lagi ke RSAB untuk memeriksakan zaki ke dokter anak. Dan ketika diperiksa dokternya bilang kalau zaki harus diperiksakan ke dokter bedah anak, katanya ada kemungkinan lubang testisnya kecil sehingga pipisnya agak susah.
Setelah disarankan demikian, maka pada sore harinya kami memeriksakan zaki ke dokter bedah anak. Sampai di sana setelah menunggu berapa lama akhirnya tibalah giliran anakku diperiksa oleh dokter bedah anak. Betapa kagetnya saya ketika dokter menyarankan bahwa zaki harus disunat pada saat itu juga, kami tidak bisa bernego lagi untuk mengundurkan jadwal sunat zaki yg pada saat itu baru berusia 3 hari, 3 hari lho!!! dokter bilang kalau diundur-undur lagi maka nanti ginjalnya akan kena. Akhirnya dengan berat hati kami menyetujui zaki untuk disunat pada saat itu. Perawat menyarankan kami untuk bersiap-siap dan menyiapkan susu untuk diberikan kepada zaki pada saat penyunatan berlangsung. Celakanya pada saat itu saya tidak membawa susu formula dan asiku pun belum lancar keluar, mencari untuk membeli susu di apotek pun susu formulanya tidak ada. Jadi zaki disunat dengan hanya sebotol air putih. (bersambung)
Komentar
Posting Komentar